Hubungan antara Indeks Masa Tubuh (IMT) dan Lingkar Perut dengan Kejadian Hipertensi di Instalasi Rawat Jalan

anda sekarang dengan membuka skripsi kti dengan judul Hubungan antara Indeks Masa Tubuh (IMT) dan Lingkar Perut dengan Kejadian Hipertensi di Instalasi Rawat Jalan, yang merupakan contoh judul kti d3 kebidanan. karya tulis kebidanan 2010 2011 2012 untuk kti d iii kebidanan dalam bentuk kti d3 kebidanan doc. kti d3 kebidanan 2010 2011 2012 merupakan kti d3 kebidanan document yang bisa download kti d3 kebidanan dengan judul Hubungan antara Indeks Masa Tubuh (IMT) dan Lingkar Perut dengan Kejadian Hipertensi di Instalasi Rawat Jalan.
Hubungan antara Indeks Masa Tubuh (IMT) dan Lingkar Perut dengan Kejadian Hipertensi di Instalasi Rawat Jalan
COPY LINK DIBAWAH INI MUNGKIN SUATU WAKTU ANDA MEMERLUKAN KEMBALI ATAU ANDA PERLUKAN SEBAGAI DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Meningkatnya prevalensi penyakit kardiovaskuler setiap tahun menjadi masalah utama di negara berkembang dan negara maju. Berdasarkan data Global Burden of Disease (GBD) tahun 2000, 50% dari penyakit kardiovaskuler disebabkan oleh hipertensi.  Data dari The National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) menunjukkan bahwa dari tahun 1999 - 2000, insiden hipertensi pada orang dewasa adalah sekitar 29% - 31%, yang berarti terdapat 58 - 65 juta penderita hipertensi di Amerika, dan terjadi peningkatan 15 juta dari data tahun 1988 - 1991. (Marssy, 2007)
Di Indonesia, peluang masyarakat menderita hipertensi belum sebesar di Negara maju, namun ancaman penyakit ini tidak boleh diabaikan begitu saja, terlebih bagi masyarakat perkotaan yang mudah mengakses gaya hidup modern yang tidak sehat, seperti banyak mengkonsumsi makanan cepat saji, kebiasaan hidup yang lebih banyak duduk dari pada bergerak bagi kebanyakan masyarakat kota yang bekerja di kantor, dengan gaya hidup tersebut akan menjadi momok yang menakutkan. Pendapat para ahli dari hasil penelitian diperkirakan bahwa penduduk yang berusia di atas 20 tahun dan terserang penyakit hipertensi adalah 1,8 % - 2,86%. Namun sebagian besar penelitian menyatakan 8,6 % - 10 % persentase penderita di perkotaan lebih besar dibandingkan dengan sejumlah penderita di pedesaan. (Dalimartha, dkk, 2008)
Hasil penelitaian pada tahun 2000 menunjukkan bahwa atas dasar pengukuran tekanan darah yang dilakukan 34,9% penduduk Indonesia terkena hipertensi. Prevalensi terbesar terdapat di provinsi   dan Kepulauan  sebesar 45,0%, terkecil di Papua 24,7%. Dilihat menurut kawasannya, Jawa Bali paling besar prevalensinya 22,24% dan terkecil di Kawasan Timur Indonesia (KTI) sebesar 6,06%. Jadi, wilayah  dan Kepulauan  memiliki peringkat teratas, kejadian hipertensi pada tahun tersebut. (Marssy, R .2007)
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar tentang seseorang yang menderita penyakit tekanan darah tinggi. Penyakit tekanan darah tinggi dalam bahasa medis disebut hipertensi. Penyakit ini sebagian besar diderita oleh seseorang tanpa merasakan gejala-gejala hipertensi walaupun sudah dalam tahap yang serius. Oleh karena itu, penyakit ini sering disebut “silent killer” atau pembunuh diam-diam. (Cahyono, 2008)
Salah satu faktor resiko hipertensi adalah obesitas atau kegemukan dimana, berat badan mencapai indeks masa tubuh (IMT) > 27. Obesitas merupakan ciri dari populasi penderita hipertensi. Curah jantung dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi yang obesitas lebih tinggi dari penderita hipertensi yang tidak obesitas.  (Rusdi, dkk 2009)
Di samping obesitas, lingkar perut juga merupakan parameter penting untuk menentukan resiko terjadinya penyakit jantung dan hipertensi. Semakin besar lingkar perut seseorang, resiko terjadinya penyakit jantung dan hipertensi pada orang tersebut lebih besar. Para ahli menyimpulkan, setiap penambahan 5 sentimeter pada lingkar pinggang  atau perut, risiko kematian dini akan meningkat antara 13% hingga 17 %. ( Misnadiarly, 2007 )
Berdasarkan sumber yang diperoleh dari bagian Bina dan Rekam Medis RSUD   tahun , jumlah penderita yang berkunjung ke instalasi Rawat Jalan Poliklinik Jantung RSUD  sebanyak 5.579 orang, yang terlampir pada table 1.1
Tabel 1.1
Distribusi Frekuensi Sepuluh Besar Penyakit Jantung
di Instalasi Rawat Jalan Poliklinik Jantung
RSUD 
Tahun
No    Nama Penyakit    Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10    Hipertensi Heart Disease (Hhd)
Hhd Without Congestive Heart Failur
Palpitosions
Hhd With Congestive Heart Failur
Other Chest Pain
Angina Pectoris
Unstable Angina
Atherosclerotic Cardiovasculer Disease
Congestive Heart Failure
Acute Myocardial Infark    1.188
734
616
565
556
424
412
405
389
290
                                       Total                                                  5.579
Sumber : Bina dan Rekam Medik RSUD   Tahun
Dari tabel diatas, penyakit hipertensi merupakan penyakit nomor satu dari 10 besar penyakit jantung di Instalasi Rawat Jalan Poliklinik Jantung RSUD  , jumlah penderitanya mencapai angka 1.188 orang pada tahun .
Dari pengamatan, penulis menemukan 6 dari 10 pasien yang berkunjung poliklinik jantung RSUD   adalah  mereka yang mengalami kelebihan berat badan. Dimana ukuran berat badan tidak seimbang dengan tinggi badan sehingga dapat dikategorikan pada gemuk tingkat ringan  dan gemuk tingkat berat. Kelebihan berat badan dapat dijadikan indikator untuk populasi penderita hipertensi. Kemudian lingkar perut seseorang yang mengalami obesitas sentral (buncit) menurut penulis juga akan beresiko tinggi terserang hipertensi, disebabkan oleh penumpukan lemak dan cairan di rongga perut.
Berdasarkan data di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan Indeks Masa Tubuh (IMT) dan lingkar perut dengan kejadian hipertensi di Instalasi Rawat Jalan poliklinik Jantung  RSUD  .

1.2     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan Indeks Masa Tubuh  (IMT) dan lingkar perut dengan kejadian hipertensi di Instalasi Rawat Jalan poliklinik Jantung RSUD   tahun ?”

1.3     Tujuan Penelitian
1.3.1    Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan Indeks Masa Tubuh (IMT) dan lingkar perut dengan kejadian hipertensi di Instalasi Rawat Jalan poliklinik Jantung  RSUD   Tahun .
1.3.2     Tujuan Khusus
1.3.2.1    Untuk mengetahui Indeks Masa Tubuh (IMT) pasien hipertensi di Instalasi Rawat Jalan poliklinik Jantung  RSUD  .
1.3.2.2    Untuk mengetahui lingkar perut pasien hipertensi di Instalasi Rawat Jalan poliklinik Jantung  RSUD  .
1.3.2.3    Untuk mengetahui hubungan Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan kejadian hipertensi di Instalasi Rawat Jalan poliklinik Jantung RSUD  .
1.3.2.4    Untuk mengetahui hubungan lingkar perut dengan kejadian    hipertensi di instalasi Rawat Jalan poliklinik Jantung RSUD  .
  
1.4     Manfaat Penelitian
1.4.1     Peneliti
 Melalui penelitian ini peneliti dapat menerapkan dan memanfaatkan ilmu yang didapat selama pendidikan dan menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan penelitian ilmiah, tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi.
1.4.2     Institusi Pendidikan
Sebagai bahan bacaan dan dapat menambah wawasan bagi mahasiswa / mahasiswi serta dapat dijadikan sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penyakit hipertensi.
1.4.3     Institusi Terkait
Penelitian ini dapat memberikan informasi atau masukan tentang hubungan Indeks Masa Tubuh (IMT) dan lingkar perut dengan kejadian hipertensi di poliklinik penyakit dalam  RSUD    dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

1.5    Ruang Lingkup
Oleh karena keterbatasan waktu, biaya dan pengetahuan dalam penelitian ini, penulis membatasi penelitian pada hubungan Indeks Masa Tubuh (IMT)  dan lingkar perut dengan kejadian hipertensi di Instalasi Rawat Jalan poliklinik Jantung  RSUD   Tahun . Meliputi pengukuran tekanan darah, berat badan, tinggi badan dan lingkar perut responden.
silahkan downlod KTI Skripsi dengan judul

Tidak ada komentar: